Nabi ‘Isa turun lagi ke bumi bukan sebagai nabi dengan syariat baru
yang menggantikan syariat Islam. Tetapi justru beliau menerapkan syariat
Islam.
Setelah masa kepemimpinan Imam al-Mahdi berakhir, Nabi Isa
melanjutkan memimpin kaum muslimin sebagai pemimpin dan pemerintah yang
adil. Pada masanya berkah dari langit dan bumi tercurah. Dari Abu
Hurairah ra, Rasulullah saw bersabda,
“Putra Maryam akan turun sebagai Imam yang adil dan pemerintah
yang adil. Dia akan mematahkan salib, membunuh babi, mengembalikan
kedamaian, menjadikan pedang sebagai sabit, dan membuang rambut palsu
dari siapa pun yang berambut palsu. (Di waktu itu) langit menurunkan
rizkinya, bumi mengeluarkan berkahnya. Sampai-sampai anak kecil bisa
bermain dengan ular tanpa mendapat bahaya darinya, kambing dan serigala
berkeliaran bersama tanpa ada bahaya, singa dan lembu berkeliaran
bersama tanpa ada bahaya.” (HR. Ahmad)
Dalam hadits lain, dari Abu Hurairah ra ia berkata, “Rasulullah saw bersabda:
“Demi Dzat yang jiwaku ada di tangan-Nya, telah dekat waktu
turunnya putra Maryam pada kalian sebagai hakim yang adil. Dia akan
menghancurkan salib, menanggalkan jizyah (upeti), harta melimpah
sampai-sampai tidak ada seorang pun yang mau menerimanya; sampai-sampai
satu sujud lebih berharga daripada dunia dan seisinya.” (HR. al-Bukhari, Muslim, at-Tirmidzi)
PILIHAN TINGGAL DUA: MASUK ISLAM ATAU MATI!
Pada masa pemerintahannya, Nabi ‘Isa tidak menerima jizyah dari orang
kafir. Perlu diketahui, sebelumnya, pilihan bagi kaum kafir ada tiga:
Pertama, Masuk Islam dan wilayahnya otomatis menjadi wilayah Islam,
Kedua, Tidak masuk Islam, tetapi wilayahnya menjadi wilayah Islam dan
dia harus membayar Jizyah. Dan Ketiga, diperangi. Jika pilihan kedua,
yakni membayar Jizyah, ditanggalkan, maka pilihan bagi kaum kafir
tinggal dua: masuk Islam atau diperangi. Hal ini bukan berarti Nabi ‘Isa
membawa syariat baru. Tetapi Rasulullah Muhammad saw lah yang
menjelaskan nasakh (penghapusan) hukum Jizyah melalui sabdanya,
“Demi Allah, sungguh putra Maryam akan turun sebagai hakim yang
adil. Dia akan menghancurkan salib, membunuh babi, dan menanggalkan
jizyah.”
Sehingga syariat memungut jizyah dibatasi dengan turunnya ‘Isa as berdasarkan berita dari Nabi Muhammad saw.
SELURUH PENGANUT NASRANI DAN YAHUDI MASUK ISLAM
Pada masa Nabi ’Isa memerintah, seluruh penganut Nasrani akan masuk
Islam. Begitu juga kaum Yahudi yang tidak menjadi pengikut Dajjal,
mereka semua masuk Islam. Allah SWT berfirman:
“Wa in min aHlilkitaabi illaa layu`minanna biHi qabla mautiHi wa yaumal qiyaamati yakuunu ‘alayHim syaHiidan.”
[Tidak ada seorang pun dari ahli kitab, kecuali akan
beriman kepadanya (Isa) sebelum kematiannya. Dan di Hari Kiamat nanti
Isa itu akan menjadi saksi terhadap mereka.] (QS. An-Nisaa’: 159)
Ya, Nabi ‘Isa akan membatalkan agama Nasrani dengan menghancurkan
salib dan membatalkan apa yang diyakini orang-orang Nasrani berupa
pengagungan terhadap dirinya sebagai tuhan. Orang-orang Nasrani pun
mengakui kekeliruan tersebut. Adapun orang-orang Yahudi akhirnya pun
mengakui beliau sebagai Nabi dan Rasul dari Allah, bukan anak zina
seperti yang dituduhkan orang-orang jahat dari kalangan mereka.
YA’JUJ DAN MA’JUJ KELUAR
Pada masa Nabi ‘Isa memerintah di bumi, keluarlah Ya’juj dan Ma’juj.
Ya’juj dan Ma’juj adalah nama dua suku. Mereka manusia juga, keturunan
Adam as. Rasulullah saw bersabda,
“Sesungguhnya Ya’juj dan Ma’juj adalah keturunan Adam. Seandainya mereka dilepas mereka pasti merusak kehidupan manusia.” (HR. ath-Thabrani)
Karena sifat merusaknya inilah, Raja Dzul Qarnain beribu tahun yang
lalu membangun dinding dari besi dan tembaga untuk mengurung Ya’juj dan
Ma’juj. Atas kehendak Allah, dinding ini akan hancur luluh menjelang
Kiamat tiba, tepatnya di masa Nabi ‘Isa sedang memerintah di bumi.
Nabi Muhammad saw bersabda,
“Kemudian ‘Isa as didatangi
oleh sekelompok orang yang telah Allah lindungi dari Dajjal. Lalu dia
mengusap wajah-wajah mereka dan mengabarkan kepada mereka akan kedudukan
mereka di Surga. Ketika mereka sedang seperti itu, Allah mewahyukan
kepada ‘Isa, ‘Sesungguhnya Aku telah mengirim hamba-hamba kepunyaan-Ku
yang tidak seorang pun mampu memerangi mereka. Maka lindungilah
hamba-hambaKu ke Gunung Thur.’ Allah mengirim Ya`juj dan Ma`juj. Mereka
turun dengan cepat dari seluruh tempat yang tinggi. Kelompok pertama
dari mereka lewat di Danau Thabariah dan meminum habis air yang ada di
sana. Lalu bagian belakang mereka lewat di sana, mereka berkata,
‘Sungguh dahulu di sini ada air!’ Nabiyullah ‘Isa dan
para sahabatnya dikurung hingga kepala sapi salah seorang mereka lebih
berharga dari seratus dinar milik salah seorang kalian hari ini.” (HR. Muslim)
Perlu diketahui, Gunung Thur itu terletak 4 km sebelah selatan Masjidil Haram.
NABI ‘ISA BERDOA AGAR YA’JUJ MA’JUJ DI MUSNAHKAN
Dalam keadaan terkepung oleh Ya`juj dan Ma`juj inilah Nabi Isa dan
para sahabatnya berdoa kepada Allah agar memusnahkan dua suku bangsa
Turk perusak ini. Hadits an-Nawwas bin Sam’an, dari Nabi saw beliau
bersabda,
“Lalu Nabiyullah ‘Isa as dan para sahabatnya
berdoa kepada Allah SWT. Maka Allah mengirimkan mereka ulat di
tengkuk-tengkuk mereka (Ya`juj dan Ma`juj) sehingga mereka pun binasa
secara serempak.” (HR. al-Hakim, Ibnu Mandah, dan ath-Thabrani)
Populasi Ya’juj dan Ma’juj memang sangatlah banyak. Seluruh permukaan
bumi dipenuhi oleh Ya’juj dan Ma`juj. Hadits an-Nawwas, dari Nabi saw
beliau bersabda,:
“Kemudian Nabiyyullah’ Isa as dan para
sahabatnya turun ke bumi. Mereka tidak menemukan sejengkal tanah pun di
bumi kecuali dipenuhi oleh mayat mereka (Ya`juj dan Ma`juj).”
Ada hadits yang cukup lengkap memberitakan peristiwa ini. Dari Abu
Sa’id al-Khudri ra ia berkata, saya mendengar Rasulullah saw bersabda:
“(Dinding) Ya`juj dan Ma`juj dibuka. Lalu mereka keluar kepada
manusia sebagaimana difirmankan Allah SWT:‘Mereka turun dengan cepat
dari seluruh tempat yang tinggi’. Maka mereka menyebar di bumi sementara
kaum Muslimin berlindung dari mereka ke dalam kota-kota dan
benteng-benteng mereka dan membawa serta ternak-ternak mereka. Mereka
(Ya`juj dan Ma`juj) meminum seluruh air bumi, sampai-sampai sebagian
mereka lewat di sungai dan meminum airnya sampai kering. Sehingga yang
datang setelah mereka lewat di sungai tersebut seraya berkata, ‘Sungguh
dahulu di sini ada air!’ Hingga tidak tersisa seorang
manusia pun kecuali lari ke dalam benteng dan kota. Mereka (Ya`juj dan
Ma`juj) berseru, ‘Kita telah selesai dari mereka para penduduk bumi,
tinggal penduduk langit.’ Kemudian salah seorang dari mereka mencabut
tombaknya kemudian melemparkannya ke langit dan kembali kepadanya dalam
keadaan berlumuran darah sebagai ujian dan fitnah. Ketika mereka dalam
keadaan seperti itu, Allah mengirimkan ulat ke tengkuk-tengkuk mereka
seperti ulat yang menimpa hidung kambing dan unta, lalu keluar dari
tengkuk-tengkuk mereka hingga mereka mati. Tidak terdengar kabar tentang
mereka. Kaum Muslimin berkata, ‘Tidakkah salah seorang menjual dirinya
untuk kita, lalu melihat apa yang diperbuat musuh?’ Salah seorang dari
mereka bersiap melakukannya demi mendapatkan pahala buat dirinya,
sementara dia yakin bahwa dia akan dibunuh. Maka dia turun dan menemukan
mereka telah menumpuk menjadi bangkai. Dia menyeru, ‘Wahai sekalian
kaum Muslimin! Terimalah kabar gembira, sungguh Allah telah melindungi
kalian dari musuh-musuh kalian.’ Mereka pun keluar dari kota-kota dan
benteng-benteng mereka, dan melepas ternak mereka. Binatang ternak
mereka tidak memiliki makanan selain daging Ya’`juj dan Ma`juj, sehingga
air susunya menjadi jauh lebih banyak dari banyaknya air susunya bila
hanya menemukan tumbuh-tumbuhan. (HR. ath-Thabrani dan Ibnu Majah)