Kitab Sholat Musafir dan Mengqasarnya
1. Sholat orang yang bepergian dan qasar Sholat
• Hadis riwayat Aisyah ra., istri Nabi saw. ia berkata:
Awalnya
tiap Sholat diwajibkan dua rakaat, baik di kediaman (tidak sedang dalam
bepergian) atau dalam perjalanan. Kemudian Sholat dalam perjalanan
tetap (dua rakaat) dan Sholat di kediaman ditambah. (Shahih Muslim
No.1105)
• Hadis riwayat Ibnu Umar ra.:
Dari
Hafesh bin Ashim ia berkata: Ibnu Umar bercerita kepada kami, ia
berkata: Hai keponakanku! Aku pernah menemani Rasulullah dalam suatu
perjalanan beliau. Beliau Sholat tidak lebih dari dua rakaat hingga
beliau wafat. Aku juga pernah menemani Abu Bakar dalam perjalanannya.
Dia Sholat tidak lebih dari dua rakaat hingga ia wafat. Aku juga pernah
menemani Umar. Dia Sholat tidak lebih dari dua rakaat hingga ia wafat.
Aku temani Usman. Dia juga Sholat tidak lebih dari dua rakaat hingga ia
wafat. Allah berfirman: Sesungguhnya dalam diri Rasulullah ada suri
teladan bagi kalian. (Shahih Muslim No.1112)
• Hadis riwayat Anas ra.:
Bahwa
Rasulullah saw. menunaikan Sholat Zuhur di Madinah sebanyak empat
rakaat dan di Dzul Hulaifah sebanyak dua rakaat. (Shahih Muslim No.1114)
• Hadis riwayat Anas bin Malik ra., ia berkata:
Kami
pergi dari Madinah ke Mekah bersama Rasulullah saw. Beliau selalu
Sholat dua rakaat sampai beliau kembali (ke Madinah). Aku bertanya:
Berapa lama baginda akan tinggal di Mekah? Beliau menjawab: Sepuluh
hari. (Shahih Muslim No.1118)
2. Mengqasar Sholat ketika berada di Mina
• Hadis riwayat Abdullah bin Umar ra.:
Dari
Rasulullah saw. bahwa beliau melakukan Sholat musafir di Mina dan di
tempat lain sebanyak dua rakaat. (Shahih Muslim No.1119)
• Hadis riwayat Abdullah bin Masud ra.:
Dari
Abdurrahman bin Yazid, ia berkata: Usman pernah mengimami Sholat kami
di Mina sebanyak empat rakaat. Hal itu diceritakan kepada Abdullah bin
Masud. Dia membaca istirja`: "Inna lillahi wa inna ilaihi raaji`uun ",
(Sesungguhnya kita adalah milik Allah dan kepada-Nya-lah kita kembali).
Dia berkata: Aku Sholat bersama Rasulullah saw. di Mina hanya dua
rakaat. Aku juga pernah Sholat bersama Abu Bakar Sidik di Mina sebanyak
dua rakaat. Dan aku pernah Sholat bersama Umar bin Khathab di Mina
sebanyak dua rakaat. Mudah-mudahan akan mendapat empat rakaat, yaitu dua
rakaat, dua rakaat. (Shahih Muslim No.1122)
• Hadis riwayat Haritsah bin Wahab ra., ia berkata:
Aku
pernah Sholat bersama Rasulullah saw. di Mina sebanyak dua rakaat dan
tidak ada manusia yang membicarakannya. (Shahih Muslim No.1123)
3. Sholat di rumah saat turun hujan
• Hadis riwayat Ibnu Umar ra., ia berkata:
Rasulullah
saw. pernah memerintahkan seorang muazin dalam malam yang dingin dan
hujan agar Sholat di rumah. (Shahih Muslim No.1125)
• Hadis riwayat Abdullah bin Abbas ra.:
Bahwa
ia berkata kepada muazinnya pada hari yang hujan: Apabila engkau telah
sampai pada ucapan, "Asyhadu Al-laa ilaaha illallah wa asyhadu anna
Muhammad ar rasuulullah", maka jangan engkau lanjutkan dengan ucapan:
"Hayya `alas shalah". Katakan: "Shalluu fi buyutikum", (Sholatlah kalian
di rumah kalian). Selanjutnya Ibnu Abbas mengatakan: Orang-orang
nampaknya mengingkari hal itu. Apakah kalian heran dengan hal itu.
Padahal hal tersebut pernah dilakukan oleh seorang yang lebih baik
dariku (Rasulullah saw.). Sholat Jumat adalah kewajiban. (Tetapi) saya
tidak suka membuat kalian merasa berat, berjalan di atas lumpur kotor.
(Shahih Muslim No.1128)
4. Sholat sunat di atas kendaraan saat perjalanan
• Hadis riwayat Ibnu Umar ra.:
Bahwa Rasulullah saw. Sholat sunat ke arah untanya menghadap. (Shahih Muslim No.1129)
• Hadis riwayat Abdullah bin Amir bin Rabiah ra.:
Bahwa
ayahnya pernah menyaksikan Rasulullah saw. melakukan Sholat sunat malam
dalam suatu perjalanan di atas punggung hewan tunggangannya, ke arah
hewan itu menghadap. (Shahih Muslim No.1137)
• Hadis riwayat Anas bin Malik ra.:
Dari
Anas bin Sirin, ia berkata: Kami pernah bertemu dengan Anas bin Malik
ketika ia tiba di Syam. Kami menjumpainya di Ain Tamar. Ketika itu aku
melihat ia sedang Sholat di atas keledai dan menghadap ke arah kiri
kiblat. Aku berkata: Aku melihat engkau Sholat menghadap bukan kiblat.
Ia menjawab: Seandainya aku tidak melihat Rasulullah saw. melakukannya,
niscaya aku tidak akan melakukannya. (Shahih Muslim No.1138)
5. Boleh menjamak (menggabug) dua Sholat dalam satu waktu ketika dalam perjalanan
• Hadis riwayat Ibnu Umar ra., ia berkata:
Apabila
Rasulullah saw. tergesa-gesa untuk bepergian, beliau menjamak
(menghimpun) Sholat Magrib dan Isyak. (Shahih Muslim No.1139)
• Hadis riwayat Anas bin Malik ra., ia berkata:
Apabila
Rasulullah berangkat musafir sebelum matahari tergelincir (condong ke
Barat), beliau menangguhkan Sholat Zuhurnya ke waktu Asar. Kemudian
beliau berhenti singgah dan menjamak antara Zuhur dan Asar. Dan apabila
ketika beliau pergi, matahari telah condong ke Barat (tergelincir), maka
beliau melakukan Sholat Zuhur terlebih dahulu kemudian berangkat.
(Shahih Muslim No.1143)
6. Menjamak (menggabung) dua Sholat tidak pada saat bepergian
• Hadis riwayat Ibnu Abbas ra., ia berkata:
Rasulullah
saw. pernah menjamak Sholat Zuhur dengan Sholat Asar, Sholat Magrib
dengan Sholat Isyak bukan pada saat cemas (perang) atau dalam
perjalanan. (Shahih Muslim No.1146)
7. Meninggalkan Sholat dari kanan dan dari kiri
• Hadis riwayat Abdullah bin Masud ra., ia berkata:
Janganlah
seorang dari engkau memberikan peluang kepada setan untuk menggoda
dirinya bahwa Sholatnya tidak sah apabila ia tidak meninggalkan Sholat
dari arah kanannya. Saya sering melihat Rasulullah saw. berpaling dari
arah kirinya. (Shahih Muslim No.1156)
8. Makruh melakukan Sholat sunat ketika muazin sudah mengumandangkan iqamat
• Hadis riwayat Abdullah bin Malik bin Buhainah ra.:
Bahwa
Rasulullah saw. melewati seorang yang sedang Sholat, padahal Sholat
Subuh sudah didirikan. Beliau berbicara sesuatu kepada laki-laki yang
tidak kami ketahui apa yang dibicarakan. Ketika selesai, kami
mengelilinginya dan bertanya: Apa yang telah dikatakan Rasulullah saw.
kepadamu? Ia berkata: Beliau bersabda kepadaku: Hampir saja salah
seorang dari kalian melakukan Sholat Subuh sebanyak empat rakaat.
(Shahih Muslim No.1162)
9.
Sunat melakukan Sholat tahiyyatulmasjid dua rakaat, makruh duduk
sebelum Sholat sunat tersebut dan hal itu dianjurkan pada setiap waktu
• Hadis riwayat Abu Qatadah ra.:
Bahwa
Rasulullah saw. bersabda: Apabila salah seorang kalian masuk mesjid,
maka hendaklah ia melakukan Sholat dua rakaat sebelum ia duduk. (Shahih
Muslim No.1166)
• Hadis riwayat Jabir bin Abdullah ra., ia berkata:
Nabi
saw. mempunyai tanggungan utang kepadaku, kemudian beliau membayar dan
melebihkannya kepadaku. Aku menemui beliau di mesjid. Lalu beliau
berkata kepadaku: Sholat sunatlah dua rakaat. (Shahih Muslim No.1168)
10. Sunat melakukan Sholat dua rakaat di mesjid ketika pertama kali tiba dari bepergian
• Hadis riwayat Kaab bin Malik ra.:
Bahwa
Rasulullah saw. tidak tiba dari bepergian pada siang kecuali pada siang
hari, waktu Duha. Dan apabila beliau tiba, beliau awali datang ke
mesjid, lalu Sholat sunat dua rakaat kemudian duduk di sana. (Shahih
Muslim No.1171)
11.
Sunat Sholat Duha, sedikitnya dua rakaat, sempurnanya delapan rakaat
dan pertengahannya empat atau enam rakaat serta dorongan untuk
menjaganya
• Hadis riwayat Aisyah ra., ia berkata:
Aku
tidak pernah melihat Rasulullah saw. melakukan Sholat sunat Duha,
tetapi akulah yang senantiasa melakukannya. Meskipun Rasulullah saw.
tidak mengerjakannya, tetapi beliau senang untuk melakukannya. Hal itu
karena beliau khawatir manusia akan mengerjakannya dan kemudian
diwajibkan atas mereka. (Shahih Muslim No.1174)
• Hadis riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata:
Orang
yang aku Cintai, yaitu Rasulullah saw. berpesan kepadaku akan tiga hal:
Puasa tiga hari pada tiap bulan, Sholat Duha dua rakaat dan Sholat
witir sebelum tidur. (Shahih Muslim No.1182)
12.
Sunat melakukan Sholat sunat fajar dua rakaat dan dorongan untuk
melaksanakannya, meringankan Sholat tersebut, menjaganya serta
penjelasan tentang surat yang sunat dibaca dalam Sholat tersebut
• Hadis riwayat Hafshah ra.:
Dari
Ibnu Umar, bahwa Hafshah, Ummul mukminin mengabarkan kepadanya bahwa
ketika muazin selesai dari azan Sholat Subuh, Rasulullah saw. melakukan
Sholat sunat dua rakaat dengan ringat sebelum Sholat Subuh dilaksanakan.
(Shahih Muslim No.1184)
• Hadis riwayat Aisyah ra., ia berkata:
Adalah
Rasulullah saw. apabila mendengar suara azan selesai dikumandangkan,
beliau melakukan Sholat sunat fajar dua rakaat dan meringankan bacaan
dalam Sholat tersebut. (Shahih Muslim No.1187)
13. Keutamaan Sholat sunat rawatib, sebelum dan sesudah Sholat wajib serta penjelasan tentang jumlahnya
• Hadis riwayat Ibnu Umar ra., ia berkata:
Aku
Sholat sunat bersama Rasulullah saw., dua rakaat sebelum Zuhur, dua
rakaat sesudah Zuhur, dua rakaat sesudah Magrib, dua rakaat sesudah
Isyak dan dua rakaat sesudah Jumat. Adapun Magrib, Isyak dan Jumat, aku
Sholat sunat rawatib bersama Nabi saw. di rumah beliau. (Shahih Muslim
No.1200)
14. Boleh Sholat sunat sambil berdiri atau duduk atau sebagian sambil berdiri dan sebagian lagi sambil duduk
• Hadis riwayat Aisyah ra., ia berkata:
Aku
tidak pernah melihat Rasulullah saw. membaca suatu ayat pun dalam
Sholat malam sambil duduk kecuali setelah beliau sudah lanjut usia.
Beliau membaca surat sambil duduk hingga ketika surat yang dibacanya
tinggal tiga puluh atau empat puluh ayat, beliau membacanya sambil
berdiri kemudian setelah itu beliau rukuk. (Shahih Muslim No.1205)
• Hadis riwayat Aisyah ra.:
Dari
Abdullah bin Syaqiq, ia berkata: Aku bertanya kepada Aisyah: Apakah
Nabi saw. pernah Sholat sambil duduk? Aisyah menjawab: Pernah, yaitu
setelah beliau berusia lanjut. (Shahih Muslim No.1209)
15. Sholat malam dan jumlah rakaat yang dilakukan Nabi saw. bahwa witir itu satu rakaat dan Sholat satu rakaat adalah benar
• Hadis riwayat Aisyah ra.:
Bahwa
Rasulullah saw. biasa melakukan Sholat malam sebanyak sebelas rakaat,
satu rakaatnya adalah Sholat witir. Setelah selesai Sholat, beliau lalu
membaringkan tubuhnya miring ke kanan sampai muazin mengumandangkan azan
lalu beliau melakukan Sholat sunat dua rakaat dengan pendek. (Shahih
Muslim No.1215)
• Hadis riwayat Aisyah ra.:
Dari
Abu Salamah bin Abdurrahman bahwa ia bertanya kepada Aisyah ra.:
Bagaimana Sholat Rasulullah saw. pada bulan Ramadan? Ia menjawab: Baik
di bulan Ramadan maupun di bulan lainnya, Rasulullah saw. melakukan
Sholat sunat tidak lebih dari sebelas rakaat. Beliau melakukannya empat
rakaat dan jangan engkau tanyakan tentang kesempurnaan dan lamanya.
Kemudian beliau melakukan empat rakaat lagi dan jangan pula engkau
tanyakan tentang kesempurnaan dan lamanya. Kemudian beliau Sholat tiga
rakaat. Aisyah berkata: Aku lalu bertanya: Wahai Rasulullah, apakah
baginda tidur sebelum melakukan Sholat witir? Beliau bersabda: Wahai
Aisyah, sesungguhnya kedua mataku tidur namun hatiku terjaga. (Shahih
Muslim No.1219)
• Hadis riwayat Aisyah ra.:
Dari
Abu Ishak, ia berkata: Aku bertanya kepada Aswad bin Yazid tentang apa
yang diceritakan oleh Aisyah kepadanya mengenai Sholat Rasulullah saw.
Katanya: Rasulullah tidur pada permulaan malam dan bangun pada akhir
malam. Kemudian apabila beliau punya kebutuhan terhadap istrinya, maka
beliau akan memenuhi kebutuhan tersebut, kemudian tidur. Ketika
terdengar azan pertama, beliau segera bangun untuk mengambil air. Jika
tidak sedang dalam keadaan junub, beliau hanya berwudu seperti wudu
untuk Sholat. Kemudian beliau melakukan Sholat sunat dua rakaat. (Shahih
Muslim No.1223)
• Hadis riwayat Aisyah ra.:
Dari
Masruq, ia berkata: Aku bertanya kepada Aisyah tentang amal yang
dilakukan Rasulullah saw. Dia menjawab: Beliau senang beramal yang
berkesinambungan. Aku bertanya Lagi: Kapan beliau mengerjakan Sholat?
Aisyah menjawab: Apabila mendengar suara ayam jantan berkokok beliau
segera bangun dan melakukan Sholat. (Shahih Muslim No.1225)
• Hadis riwayat Aisyah ra., ia berkata:
Aku
tidak pernah mendapati Rasulullah saw. pada akhir malam sebelum Subuh
di rumahku atau di sisiku, kecuali beliau sedang tidur. (Shahih Muslim
No.1226)
• Hadis riwayat Aisyah ra., ia berkata:
Adalah
Rasulullah saw. apabila selesai melakukan Sholat dua rakaat, sunat
fajar dan jika aku sudah bangun, maka beliau akan bercakap denganku dan
kalau belum bangun, maka beliau akan rebahan. (Shahih Muslim No.1227)
• Hadis riwayat Aisyah ra., ia berkata:
Rasulullah
saw. biasa melakukan Sholat malam. Apabila hendak melakukan Sholat
witir beliau bersabda: Bangunlah dan lakukan Sholat witir, wahai Aisyah.
(Shahih Muslim No.1228)
• Hadis riwayat Aisyah ra., ia berkata:
Setiap
bagian waktu malam, Rasulullah saw. pasti melakukan Sholat witir dan
beliau menyudahi witirnya sampai waktu sahur. (Shahih Muslim No.1230)
16. Sholat malam dan orang yang tertidur atau sakit sehingga tidak dapat melakukannya
• Hadis riwayat Aisyah ra.:
Dari
Zurarah, bahwa Saad bin Hisyam bin Amir ingin berperang di jalan Allah.
Ketika datang ke Madinah, ia bertemu dengan beberapa orang dari
penduduk Madinah. Mereka melarang Saad bin Hisyam melaksanakan
keinginannya tersebut dan mereka mengabarkannya bahwa pada masa Nabi
saw. ada enam orang sahabat bermaksud seperti itu tetapi Rasulullah saw.
melarang mereka dan beliau bersabda: Bukankah aku adalah suri teladan
bagi kalian semua? Mendengar cerita mereka itu Saad lalu merujuk
istrinya yang sudah diceraikan serta mengambil saksi atas rujuknya itu.
Setelah itu ia menemui Ibnu Abbas dan bertanya tentang Sholat witir
Rasulullah saw. Ibnu Abbas berkata: Maukah engkau aku tunjukkan
seseorang yang paling tahu witirnya Rasulullah? Saad menjawab: Siapakah
ia? Ibnu Abbas menjawab: Aisyah ra. Temui dan bertanyalah kepadanya.
Setelah itu datanglah kepadaku dan kabarkan apa jawabannya. Kemudian aku
berangkat menemuinya. Di perjalanan aku bertemu dengan Hakim bin Aflah.
Aku minta ditemani untuk menemuinya (Aisyah). Lalu ia (Hakim) berkata:
Aku bukan kerabatnya dan aku pernah melarangnya berbicara sesuatu
tentang (sengketa) dua golongan itu, tetapi ia enggan dan terus pada
sikapnya. Kemudian aku yakinkan dengan bersumpah di hadapannya (Hakim).
Kami pun akhirnya berangkat menemui Aisyah. Kami minta izin kepadanya
dan dipersilakan. Kami masuk ke rumahnya. Aisyah bertanya: Apakah ini
Hakim? Ia mengenalnya, maka ia (Hakim) menjawab: Benar. Ia (Aisyah)
bertanya lagi: Siapa yang bersamamu? Hakim menjawab: Saad bin Hisyam.
Aisyah bertanya lagi: Hisyam siapa? Hakim menjawab: Hisyam bin Amir.
Aisyah lalu berdoa semoga Allah memberi rahmat kepada Amir serta
mengatakan hal-hal yang baik tentangnya. Qatadah berkata bahwa ia
luka-luka ketika perang Uhud. Aku bertanya: Wahai Ummul Mukminin!
Terangkan kepadaku mengenai akhlak Rasulullah saw. Aisyah menjawab:
Bukankah engkau membaca Alquran? Aku menjawab: Tentu. Aisyah berkata:
Sesungguhnya akhlak Nabi saw. adalah Alquran. Waktu itu aku hendak
berdiri untuk pamitan dan aku sudah bertekad untuk tidak bertanya kepada
siapa pun tentang sesuatu apapun sampai aku meninggal dunia. Namun
mendadak aku teringat sesuatu, maka aku bertanya: Terangkan kepadaku
tentang Sholat malam Rasulullah saw. Ia (Aisyah) menjawab: Bukankah
engkau pernah membaca firman Allah: "Wahai orang yang berselimut?" Aku
menjawab: Benar. Ia (Aisyah) berkata: Sesungguhnya Allah Yang Maha Mulia
lagi Maha Agung telah mewajibkan Sholat malam pada awal surat tersebut.
Dan selama satu tahun Nabi saw. adn para sahabat melaksanakan kewajiban
itu. Selama dua belas bulan, kelanjutan ayat tersebut ditahan Allah di
langit, sampai pada bagian akhir surat tersebut akhirnya diturunkan
Allah yang berisi keringanan. Sejak saat itu hukum Sholat malam menjadi
sunat, tidak wajib. Aku berkata lagi: Wahai Ummul Mukminin! Terangkan
kepadaku mengenai Sholat witir Rasulullah saw. Aisyah menjawab: Saya
biasa menyediakan alat siwak dan air untuk wudu beliau. Atas kehendak
Allah beliau selalu bangun malam hari. Setelah bersiwak dan berwudu,
beliau melakukan Sholat sebanyak sembilan rakaat dan hanya duduk pada
rakaat yang kedelapan. Setelah berzikir, memuji dan berdoa kepada Allah,
beliau bangkit dan tidak salam. Kemudian beliau berdiri meneruskan
rakaat yang kesembilan. Lalu duduk seraya berzikir kepada Allah, menuju
dan berdoa kepada-Nya, kemudian mengucapkan salam yang terdengar olehku.
Sesudah salam masih dalam keadaan duduk, beliau melakukan Sholat dua
rakaat lagi. Jadi semuanya berjumlah sebelas rakaat. Namun ketika Nabi
saw. berusia lanjut dan kian gemuk, beliau hanya melakukan Sholat sunat
witir sebanyak tujuh rakaat saja. Beliau lakukan di dalam kedua rakaat
itu seperti yang beliau lakukan pada yang pertama. Jadi jumlahnya
sembilan. Nabi saw. jika melakukan Sholat, maka beliau suka untuk terus
melestarikannya. Apabila beliau berhalangan, misalnya tertidur atau
sakit sehingga tidak dapat malakukan Sholat malam, maka beliau akan
melakukan di siang hari sebanyak dua belas rakaat. Aku tidak pernah
menjumpai Nabi saw. membaca Alquran seluruhnya dalam satu malam dan aku
juga tidak pernah menjumpai Nabi saw. melakukan Sholat semalaman sampai
Subuh atau melakukan puasa sebulan penuh selain pada bulan Ramadan.
Setelah mendengar jawaban dari Aisyah tersebut, aku menemui Ibnu Abbas
dan menceritakannya kembali kepadanya. Kata Ibnu Abbas: Aisyah benar.
Seandainya aku dekat atau boleh menemuinya, niscaya akan aku datangi
sendiri ia sehingga ia bercerita langsung kepadaku. Aku berkata: Kalau
aku tahu engkau tidak boleh menemuinya, aku tidak akan menceritakan
kepadamu ceritanya tersebut. (Shahih Muslim No.1233)
17. Sholat malam itu dua rakaat dua rakaat dan Sholat witir itu sebaiknya dilakukan pada akhir malam
• Hadis riwayat Ibnu Umar ra.:
Bahwa
seorang lelaki bertanya kepada Rasulullah saw. tentang Sholat malam.
Beliau menjawab: Sholat malam itu dua rakaat dua rakaat. Apabila salah
seorang dari kalian khawatir akan masuk waktu Sholat Subuh, maka
hendaklah ia Sholat witir satu rakaat untuk mengganjilkan Sholat
sebelumnya. (Shahih Muslim No.1239)
• Hadis riwayat Ibnu Umar ra., ia berkata:
Barang
siapa yang Sholat malam, maka hendaklah ia akhiri Sholat itu dengan
witir, karena Rasulullah saw. memerintahkan hal itu. (Shahih Muslim
No.1244)
18. Dorongan berdoa dan berzikir pada akhir malam dan pengabulan doa pada waktu itu
• Hadis riwayat Abu Hurairah ra.:
Bahwa
Rasulullah saw. bersabda: Tuhan kita Yang Maha Suci lagi Maha Luhur
setiap malam turun ke langit dunia ketika malam tinggal sepertiga
terakhir. Dia berfirman: Barang siapa yang berdoa kepada-Ku, maka Aku
akan kabulkan permohonannya. Dan barang siapa yang memohon ampunan
kepada-Ku, maka Aku akan mengampuninya. (Shahih Muslim No.1261)
19. Dorongan melakukan Sholat malam bulan Ramadan, yaitu Sholat tarawih
• Hadis riwayat Abu Hurairah ra.:
Bahwa
Rasulullah saw. bersabda: Barang siapa yang mendirikan Sholat malam
bulan Ramadan karena iman dan mengharap rela Allah, maka ia akan
diampuni dosanya yang telah lalu. (Shahih Muslim No.1266)
• Hadis riwayat Aisyah ra.:
Bahwa
pada suatu malam Rasulullah saw. Sholat di mesjid, lalu datang beberapa
orang ikut Sholat bersama beliau, kemudian pada malam selanjutnya,
manusia semakin banyak yang ikut Sholat bersama beliau. Kemudian pada
malam yang ketiga atau keempat banyak sekali orang yang berkumpul
menunggu Rasulullah saw., tetapi Rasulullah saw. tidak keluar menemui
mereka. Pada pagi harinya, beliau bersabda: Aku melihat apa yang kalian
lakukan. Sebenarnya tidak ada yang menghalangi aku untuk keluar Sholat
bersama kalian kecuali karena aku khawatir kalau hal ini akan diwajibkan
atas kalian. Perawi mengatakan: Itu terjadi pada bulan Ramadan. (Shahih
Muslim No.1270)
20. Doa dalam Sholat malam dan menghidupkan malam dengan ibadah
• Hadis riwayat Ibnu Abbas ra., ia berkata:
Suatu
malam aku menginap di rumah bibiku, Maimunah. Pada malam tersebut Nabi
saw. bangun lalu memenuhi hajatnya. Setelah membasuh wajah dan kedua
tangannya, beliau tidur, kemudian bangun lagi. Setelah itu beliau menuju
ke gerabah (yaitu tempat untuk menyimpan air terbuat dari kulit) lalu
membuka penutupnya. Kemudian beliau berwudu sebaik dan sesempurna
mungkin lalu beliau Sholat. Melihat beliau berdiri untuk Sholat, aku pun
ikut Sholat. Aku bergegas wudu dengan diam-diam. Semula aku memilih
tempat di sebelah kiri, namun kemudian beliau menarik tanganku supaya
aku pindah ke sebelah kanan saja. Rasulullah saw. secara sempurna
melakukan Sholat malam sebanyak tiga belas rakaat. Setelah sejenak
rebahan, beliau lantas tidur hingga mendengkur. Dan kebiasaan beliau
kalau tidur memang mendengkur. Lalu Bilal datang dan mengumandangkan
azan Sholat. Nabi bergegas bangun lalu Sholat tanpa wudu terlebih
dahulu. Doa yang beliau panjatkan ialah: Ya Allah, nyalakan dalam hatiku
suatu cahaya, pada pandanganku suatu cahaya, dari arah kananku suatu
cahaya, dari arah kiriku suatu cahaya, di atasku suatu cahaya, di
belakangku suatu cahaya, dan di depanku suatu cahaya, di belakangku
suatu cahaya, dan limpahkanlah cahaya kepadaku. (Shahih Muslim No.1274)
• Hadis riwayat Jabir bin Abdullah ra., ia berkata:
Aku
bersama Rasulullah saw. dalam suatu perjalanan. Kami tiba di sebuah
jalan yang menghubungkan pada suatu tempat yang ada air. Rasulullah saw.
bertanya: Tidakkah engkau dan untamu ingin mendapatkan air, wahai
Jabir? Aku menjawab: Tentu. Rasulullah saw. lalu turun. Seperti halnya
aku, beliau pergi memenuhi hajatnya. Seterusnya aku menyediakan air wudu
untuk beliau. Setelah wudu, beliau bersiap-siap untuk Sholat dengan
satu kain yang kedua ujungnya diikat. Aku berdiri di belakang beliau.
Lalu beliau memegang telingaku agar aku pindah ke sebelah kanan beliau.
(Shahih Muslim No.1285)
• Hadis riwayat Ibnu Abbas ra.:
Bahwa
Rasulullah saw. apabila bangun tengah malam untuk menunaikan Sholat,
beliau berdoa: Ya Allah, segala puji bagi-Mu. Engkau adalah cahaya
langit dan bumi. Segala puji bagi-Mu. Engkau adalah pemelihara langit
dan bumi. Segala puji bagi-Mu. Engkau adalah Tuhan langit dan bumi serta
semua yang ada padanya. Engkau adalah yang hak, janji-Mu adalah hak,
firman-Mu adalah hak, perjumpaan dengan-Mu adalah hak, surga adalah hak,
neraka adalah hak, hari kiamat adalah hak. Ya Allah, kepada-Mu aku
berserah diri. Kepada-Mu aku beriman. Kepada-Mu aku bertawakal. Ke
pangkuan-Mu aku pulang. Kepada-Mu aku mengadu. Dengan (nama) Mu aku
memutuskan. Maka ampunilah aku, ampunilah dosa-dosaku, baik yang telah
lewat maupun yang akan datang, yang aku lakukan secara diam-diam maupun
yang terang-terangan. Engkau adalah Tuhanku. Tidak ada Tuhan selain
Engkau. (Shahih Muslim No.1288)
21. Sunat memperpanjang bacaan dalam Sholat malam
• Hadis riwayat Abdullah bin Masud ra.:
Dari
Abu Wail, ia berkata: Abdullah berkata: Aku pernah Sholat bersama
Rasulullah saw., beliau memperpanjang (bacaan), sampai aku berniat yang
bukan-bukan. Dikatakan: Apa yang engkau niatkan? Ia berkata: Aku berniat
untuk duduk dan membiarkan beliau. (Shahih Muslim No.1292)
22. Mengenai orang yang tidur semalam suntuk sampai pagi
• Hadis riwayat Abdullah bin Masud ra., ia berkata:
Dilaporkan
kepada Rasulullah saw. tentang seorang yang tidur pada malam hari
sampai pagi. Beliau bersabda: Orang itu telah dikencingi setan kedua
telinganya. (Shahih Muslim No.1293)
• Hadis riwayat Ali bin Abu Thalib ra.:
Bahwa
Nabi saw. pernah datang pada malam hari ke rumah Ali dan Fatimah.
Beliau bertanya: Tidakkah kalian akan Sholat? Ali menjawab: Wahai
Rasulullah, sesungguhnya jiwa kami berada pada kekuasaan Allah. Jika
Allah berkehendak membangunkan kami, maka Dia akan bangunkan kami (dan
kami akan Sholat). Kemudian Rasulullah saw. pergi setelah aku berkata
demikian. Kemudian sambil meninggalkan tempat dan menepuk pahanya, Ali
mendengar beliau bersabda: Dan manusia adalah makhluk yang paling banyak
membantah. (Shahih Muslim No.1294)
• Hadis riwayat Abu Hurairah ra.:
Bahwa
Nabi saw. bersabda: Setan itu akan mengikat tengkuk salah seorang
engkau yang tengah tidur dengan tiga ikatan sehingga engkau tidur
semalaman. Apabila seorang di antara engkau bangun seraya menyebut nama
Allah, maka lepaslah ikatan pertama. Lalu apabila ia berwudu, maka
lepaslah ikatan kedua. Dan apabila diteruskan dengan Sholat, maka
lepaslah ikatan ketiga, sehingga ia akan bersemangat dan berhati jernih.
Kalau tidak, maka hatinya akan kusut dan malas. (Shahih Muslim No.1295)
23. Sunat melakukan Sholat sunat di rumah dan boleh di mesjid
• Hadis riwayat Ibnu Umar ra.:
Dari
Nabi saw., beliau bersabda: Laksanakanlah Sholat sunat di rumah kalian
dan janganlah engkau jadikan rumah kalian itu seperti kuburan. (Shahih
Muslim No.1296)
• Hadis riwayat Abu Musa ra.:
Dari
Nabi saw., beliau bersabda: Perumpamaan rumah yang tempat mengingat
Allah dan rumah yang bukan tempat mengingat Allah adalah seperti
perumpamaan orang hidup dan orang mati. (Shahih Muslim No.1299)
• Hadis riwayat Zaid bin Tsabit ra., ia berkata:
Rasulullah
saw. membatasi suatu tempat dengan alas atau tikar. Lalu beliau keluar
untuk Sholat di situ. Beberapa orang sahabat mengamati tempat tersebut
dan lain waktu mereka datang untuk melakukan Sholat di tempat beliau
itu. Pada suatu malam mereka datang dan Rasulullah saw. tidak mau keluar
menemui mereka. Lantas mereka berteriak mamanggilnya bahkan ada yang
melempari pintu dengan batu-batu kecil. Dengan marah, Rasulullah saw.
keluar menemui mereka dan bersabda: Kalian masih saja melakukan apa yang
kalian buat sampai aku menyangka bahwa hal itu (Sholat sunat) akan
diwajibkan kepada kalian. Kalian harus Sholat sunat di rumah kalian,
karena sebaik-baik Sholat seseorang adalah di rumahnya, kecuali Sholat
wajib. (Shahih Muslim No.1301)
24.
Mengenai orang yang mengantuk dalam Sholat sehingga jadi kabur bacaan
Alquran atau zikirnya, sebaiknya ia tidur atau duduk saja sampai kantuk
itu hilang
• Hadis riwayat Anas bin Malik ra., ia berkata:
Rasulullah
saw. masuk mesjid dan didapati ada seutas tali direntangkan di antara
dua tiang. Beliau bertanya: Apa ini? Para sahabat menjawab: Untuk
Zainab, ia hendak Sholat, kalau ia merasa malas atau lemas di tengah
Sholat maka ia berpegangan pada tali tersebut. Rasulullah saw. bersabda:
Lepaskan tali itu. Hendaklah setiap orang dari kalian Sholat dengan
kekuatannya sendiri. Jika ia sedang malas atau merasa lemah, maka
hendaklah ia duduk. (Shahih Muslim No.1306)
• Hadis riwayat Aisyah ra.:
Bahwa
Nabi saw. bersabda: Jika salah seorang dari kalian mengantuk dalam
Sholat, maka duduklah sampai hilang rasa kantuk itu. Sebab jika salah
seorang dari kalian Sholat dengan mengantuk, maka pikirannya hilang,
mungkin ia ingin meminta ampunan, tetapi malah mencaci dirinya sendiri.
(Shahih Muslim No.1309)
25.
Perintah untuk membiasakan membaca Alquran dan makruh mengatakan: Aku
lupa ayat ini, tapi hendaklah berkata: aku itu dilupakan dariku
• Hadis riwayat Aisyah ra.:
Bahwa
Nabi saw. mendengar seorang laki-laki membaca Alquran tengah malam.
Beliau bersabda: Semoga Allah merahmatinya. Sungguh ia telah
mengingatkan aku ayat ini dan ayat ini yang aku terlupa ayat surat ini
dan surat ini. (Shahih Muslim No.1311)
• Hadis riwayat Abdullah bin Umar ra.:
Bahwa
Rasulullah saw. bersabda: Sesungguhnya perumpamaan orang yang hafal
Alquran adalah seperti unta yang ditambatkan. Apabila ia menjaganya,
maka unta itu akan tetap pada tempatnya dan apabila ia lepaskan
ikatannya, maka ia akan pergi. (Shahih Muslim No.1313)
• Hadis riwayat Abdullah bin Masud ra., ia berkata:
Rasulullah
saw. bersabda: Yang terburuk seseorang di antara mereka adalah orang
yang mengatakan: Aku lupa ayat ini ayat ini. Tetapi sebenarnya ia telah
dibuat lupa. Ingatlah terus Alquran, sebab sesungguhnya ia lebih mudah
lepas dari hati manusia dibandingkan (terlepasnya) unta dari
tambatannya. (Shahih Muslim No.1314)
• Hadis riwayat Abu Musa ra.:
Dari
Nabi saw., beliau bersabda: Komitmenlah (tetaplah) kalian membaca
Alquran ini, demi Zat yang jiwa Muhammad berada di tangan-Nya,
sesungguhnya Alquran itu lebih cepat terlepas dibandingkan dengan
(terlepasnya) unta dari tambatannya. (Shahih Muslim No.1317)
26. Sunat membaguskan suara ketika membaca Alquran
• Hadis riwayat Abu Hurairah ra.:
Dari
Nabi saw., beliau bersabda: Allah tidak mengizinkan sesuatu seperti Dia
izinkan kepada nabi untuk melagukan bacaan Alquran. (Shahih Muslim
No.1318)
• Hadis riwayat Abu Musa ra., ia berkata:
Rasulullah
saw. bersabda kepada Abu Musa: Kalau engkau melihat aku saat aku
mendengarkan bacaanmu kemarin, sungguh engkau telah diberi seruling
(maksudnya suara yang merdu) dari seruling keluarga Nabi Daud. (Shahih
Muslim No.1322)
27. Mengenang bacaan Nabi saw. surat Al-Fath pada peristiwa penaklukan kota Mekah
• Hadis riwayat Abdullah bin Mughaffal Al-Muzani ra., ia berkata:
Pada
tahun penaklukan Mekah, Nabi saw. membaca surat Al-Fath dalam
perjalanannya di atas hewan tumpangannya. Beliau mengulang-ulangi
bacaannya. (Shahih Muslim No.1323)
28. Turunnya ketenangan berkat karena bacaan Alquran
• Hadis riwayat Barra' bin Azib ra., ia berkata:
Salah
seorang sahabat membaca surat Al-Kahfi dan di sisinya ada seekor kuda
yang tertambat dengan tali panjang. Tiba-tiba awan menaunginya, lalu
berputar dan mendekat sehingga kuda itu menghindar darinya. Pada pagi
harinya sahabat itu datang menemui Nabi saw. dan menuturkan peristiwa
yang dialaminya kepada beliau. Nabi saw. bersabda: Itu adalah sakinah
(ketenangan) yang turun karena bacaan Alquran. (Shahih Muslim No.1325)
29. Keutamaan orang yang hafal Alquran
• Hadis riwayat Abu Musa Al-Asy`ari ra., ia berkata:
Rasulullah
saw. bersabda: Perumpamaan orang mukmin yang membaca Alquran adalah
seperti perumpamaan buah utrujah, baunya harum dan rasanya enak.
Perumpamaan orang mukmin yang tidak membaca Alquran adalah seperti buah
kurma, tidak ada baunya sama sekali namun rasanya manis. Perumpamaan
orang munafik yang membaca Alquran adalah seperti buah raihanah, baunya
harum namun rasanya pahit. Sedangkan perumpamaan orang munafik yang
tidak membaca Alquran adalah seperti buah peria, tidak ada baunya sama
sekali dan rasanya pahit. (Shahih Muslim No.1328)
30. Keutamaan orang yang pandai membaca Alquran dan orang yang yatata`ta (tersendat-sendat) dalam membaca Alquran
• Hadis riwayat Aisyah ra., ia berkata:
Rasulullah
saw. bersabda: Orang yang pandai membaca Alquran akan bersama para
rasul yang mulia dan taat-taat. Adapun orang yang membaca Alquran dengan
tersendat-sendat karena sulit baginya membaca Alquran, maka ia mendapat
dua pahala. (Shahih Muslim No.1329)
31.
Sunat membaca Alquran di hadapan orang-orang yang pandai tentang
Alquran, meskipun yang membaca lebih utama dari yang mendengar bacaan
• Hadis riwayat Anas bin Malik ra.:
Bahwa
Rasulullah saw. bersabda kepada Ubay bin Kaab: Sesungguhnya Allah
menyuruhku untuk membaca (Alquran) di hadapanmu. Ubay dengan nada agak
tak percaya bertanya: Allah menyebut-nyebutku? Rasulullah saw. menjawab:
Ya, Allah menyebut-nyebutmu. Seketika itu Ubay menangis, terharu.
(Shahih Muslim No.1330)
32.
Keutamaan mendengarkan Alquran dan meminta kepada orang yang hafal
untuk membaca Alquran serta keutamaan menangis ketika membaca Alquran
dan merenunginya
• Hadis riwayat Abdullah bin Masud ra., ia berkata:
Rasulullah
saw. bersabda kepadaku: Bacakan Alquran kepadaku. Aku bertanya: Wahai
Rasulullah, aku harus membacakan Alquran kepada baginda, sedangkan
kepada bagidalah Alquran diturunkan? Rasulullah saw. bersabda:
Sesungguhnya aku senang bila mendengarkan dari orang selainku. Kemudian
aku membaca surat An-Nisa'. Ketika sampai pada ayat yang berbunyi: Maka
bagaimanakah (halnya orang kafir nanti), jika Kami mendatangkan seorang
saksi (rasul) dari tiap-tiap umat dan Kami mendatangkan engkau
(Muhammad) sebagai saksi atas mereka itu (umatmu). Aku angkat kepalaku
atau secara mendadak ada seseorang berada di sampingku. Dan ketika aku
angkat kepalaku, aku melihat beliau mencucurkan air mata. (Shahih Muslim
No.1332)
• Hadis riwayat Abdullah bin Masud ra., ia berkata:
Aku
berada di Homs. Sebagian orang berkata kepadaku: Bacakan Alquran kepada
kami. Lalu aku bacakan kepada mereka surat Yusuf. Lalu salah seorang
dari kaum itu berkata: Demi Allah, bukan demikian surat ini diturunkan.
Aku bilang padanya: Celaka engkau, demi Allah, sesungguhnya aku pernah
membacakannya pada Rasulullah saw. Lelaki itu akhirnya berkata kepadaku:
Engkau benar. (Shahih Muslim No.1334)
33. Keutamaan surat Al-Fatihah dan ayat-ayat akhir surat Al-Baqarah, anjuran untuk membaca dua ayat terakhir surat Al-Baqarah
• Hadis riwayat Abu Masud Al-Badri ra., ia berkata:
Rasulullah
saw. bersabda: Barang siapa yang membaca dua ayat terakhir surat
Al-Baqarah pada suatu satu malam, maka ayat itu akan menjadi pelindung
dirinya. (Shahih Muslim No.1340)
34. Keutamaan membaca surat Al-Ikhlas
• Hadis riwayat Aisyah ra., ia berkata:
Bahwa
Rasulullah saw. mengutus seorang lelaki sebagai komandan pasukan
ekspedisi. Dalam Sholat, ia bertindak sebagai imam bagi sahabat lainnya,
membaca surat mengakhiri bacaan dengan "qul huwallahu Ahad", surat
Al-Ikhlas. Ketika pasukan pulang, hal itu diceritakan kepada Rasulullah
saw. Beliau bersabda: Tanyakan saja langsung kepadanya, mengapa ia
membaca surat itu? Mereka lalu menanyakannya. Ia menjawab: Karena
sesungguhnya surat itu adalah sifat Allah Yang Maha Pemurah dan aku
senang membacanya. Kemudian Rasulullah saw. bersabda: Kabarkan kepadanya
bahwa Allah mencintainya. (Shahih Muslim No.1347)
35.
Keutamaan orang yang membaca dan mengajarkan Alquran serta keutamaan
orang yang mempelajari hukum fikih dan hukum lainnya, kemudian
mengamalkan dan mengajarkannya
• Hadis riwayat Ibnu Umar ra.:
Dari
Nabi saw., beliau bersabda: Tidak ada hasad (iri) yang dibenarkan
kecuali terhadap dua orang, yaitu terhadap orang yang Allah berikan
Alquran dan ia membacanya di waktu malam dan di waktu siang dan terhadap
orang yang Allah berikan harta dan ia membelanjakannya untuk kebaikan
di waktu malam dan di waktu siang. (Shahih Muslim No.1350)
• Hadis riwayat Abdullah bin Masud ra., ia berkata:
Rasulullah
saw. bersabda: Tidak ada hasad (iri) yang dibenarkan kecuali terhadap
dua orang, yaitu terhadap orang yang Allah berikan harta, ia
menghabiskannya dalam kebaikan dan terhadap orang yang Allah berikan
ilmu, ia memutuskan dengan ilmu itu dan mengajarkannya kepada orang
lain. (Shahih Muslim No.1352)
36. Menerangkan bahwa Alquran diturunkan dalam tujuh dialek dan menerangkan maknanya
• Hadis riwayat Umar bin Khathab ra., ia berkata:
Aku
mendengar Hisyam bin Hakim bin Hizam membaca surat Al-Furqan tidak
seperti yang aku baca dan yang Rasulullah saw. ajarkan kepadaku. Hampir
saja aku menyalahkannya ketika ia sedang membaca, tetapi aku biarkan
saja sampai ia selesai. Setelah selesai, aku pegang dengan kuat sorban
yang berada di lehernya dan aku bawa ia menghadap Rasulullah saw. Aku
berkata: Wahai Rasulullah, sesungguhnya aku mendengar orang ini membaca
surat Al-Furqan tidak seperti yang baginda ajarkan kepadaku. Rasulullah
saw. bersabda: Suruh ia untuk membacanya. Ia (Hisyam) pun membaca bacaan
yang sebelumnya aku dengar sebelumnya. Lalu Rasulullah saw. bersabda:
Seperti itulah surat itu diturunkan. Kemudian beliau menyuruhku:
Bacalah. Aku pun membacanya. Lalu beliau bersabda: Demikianlah surat itu
diturunkan. Sesungguhnya Alquran itu diturunkan atas tujuh dialek. Maka
bacalah dengan bacaan yang mudah di antaranya. (Shahih Muslim No.1354)
• Hadis riwayat Ibnu Abbas ra.:
Bahwa
Rasulullah saw. bersabda: Jibril as. pernah mengajarkan aku satu
dialek. Kemudian aku mengulang-ulanginya dan aku selalu minta supaya ia
mau menambahnya, maka ia menambahkannya sampai ia berhenti pada tujuh
dialek. (Shahih Muslim No.1355)
37. Membaca Alquran dengan perlahan dan tidak tergesa-gesa, serta boleh mambaca dua surat atau lebih dalam satu rakaat
• Hadis riwayat Abdullah bin Masud ra.:
Dari
Abu Wail, ia berkata: Telah datang seorang lelaki bernama Nahik bin
Sinan kepada Abdullah seraya berkata: Wahai Abu Abdurrahman, bagaimana
engkau membaca huruf ini, "alif" atau "ya" pada ayat "min maain ghaira
aasin" atau "min maain ghaira yaasin". Ia berkata: Lalu Abdullah
berkata: Seluruh Alquran sudah aku teliti kecuali yang ini. Ia berkata
lagi: Sungguh aku membaca dua surat pendek dalam satu rakaat. Kemudian
Abdullah berkata: Cepat sekali, seperti membaca syair dengan cepat,
sesungguhnya banyak orang yang membaca Alquran seakan tidak melewati
tenggorokannya, tapi seandainya sampai ke hati lalu melekat, maka akan
bermanfaat. Sesungguhnya yang paling utama dalam Sholat adalah rukuk dan
sujud dan sesungguhnya aku tahu benar surat-surat yang hampir sama
pendeknya yang Rasulullah saw. selalu menggandengnya dua surat pada tiap
rakaat. Lalu Abdullah berdiri dan Alqamah masuk di belakangnya.
Kemudian ia keluar dan berkata: Ia telah mengabarkannya kepadaku.
(Shahih Muslim No.1358)
38. Perkara yang berkaitan dengan bacaan (qiraat)
• Hadis riwayat Abdullah bin Masud ra.:
Abu
Ishak telah menceritakan kepada kami, ia berkata: Aku melihat seseorang
bertanya kepada Aswad bin Yazid, ketika ia sedang mengajarkan Alquran
di mesjid. Orang itu berkata: Bagaimana engkau membaca ayat berikut ini:
"Fahal min muddakir", apakah pakai huruf "dal" atau huruf "dzal"? Ia
menjawab: Pakai huruf "dal", aku mendengar Abdullah bin Masud berkata:
Aku mendengar Rasulullah saw. membaca "muddakir" pakai huruf "dal".
(Shahih Muslim No.1362)
• Hadis riwayat Abu Darda ra.:
Dari
Alqamah, ia berkata: Kami tiba di Syam kemudian Abu Darda datang
menemui kami dan bertanya: Apakah ada salah seorang dari kalian yang
membaca seperti bacaan Abdullah? Aku menjawab: Ya, ada, aku sendiri. Ia
bertanya lagi: Bagaimana engkau mendengar Abdullah membaca ayat berikut
ini wal laili idzza yaghsyaa. Aku jawab: Aku mendengar Abdullah membaca,
"wallaili idzza yaghsyaa", setelah itu, "wadz dzakari wal untsaa". Ia
berkata: Demi Allah, begitulah aku mendengar Rasulullah saw. membacanya,
tetapi mereka menginginkan aku membaca: "wa maa khalaqa", namun aku
tidak memperhatikan mereka. (Shahih Muslim No.1364)
39. Waktu-waktu yang dilarang untuk melakukan Sholat
• Hadis riwayat Umar bin Khathab ra.:
Bahwa
Rasulullah saw. melarang Sholat sesudah Subuh sampai matahari terbit
dan sesudah Asar sampai matahari terbenam. (Shahih Muslim No.1367)
• Hadis riwayat Abu Said Al-Khudri ra., ia berkata:
Rasulullah
saw. bersabda: Tidak ada Sholat setelah Sholat Asar sampai matahari
terbenam dan tidak ada Sholat sesudah Sholat Subuh sampai matahari
terbit. (Shahih Muslim No.1368)
• Hadis riwayat Ibnu Umar ra.:
Bahwa
Rasulullah saw. bersabda: Janganlah salah seorang dari kalian menunggu
untuk melakukan Sholat ketika matahari terbit dan ketika matahari
terbenam. (Shahih Muslim No.1369)
• Hadis riwayat Ibnu Umar ra., ia berkata:
Rasulullah
saw. bersabda: Apabila pinggiran matahari telah kelihatan, maka
tangguhkanlah Sholat sampai bersinar terang. Dan apabila pinggiran
matahari mulai terbenam, maka tangguhkanlah Sholat sampai terbenam.
(Shahih Muslim No.1371)
40. Mengetahui dua rakaat Sholat yang pernah dilakukan oleh Nabi saw. sesudah Asar
• Hadis riwayat Ummu Salamah ra.:
Dari
Kuraib bahwa Abdullah bin Abbas dan Abdurrahman bin Azhar dan Miswar
bin Makhramah mengutusnya untuk menemui Aisyah, istri nabi. Mereka
berkata: Ucapkan salam kami kepadanya dan tanyakan kepadanya tentang
Sholat dua rakaat sesudah Asar. Katakan pula kepadanya bahwa kami
mendengar kabar bahwa ia juga melakukan Sholat dua rakaat sesudah Asar
tersebut. Padahal yang kami dengar, Rasulullah saw. melarang kami
melakukannya. Kata Ibnu Abbas: Waktu itu aku bersama Umar bin Khathab
segera beranjak meninggalkan tempat untuk menjauh. Kemudian cerita
Kuraib: Aku lalu menemui Aisyah dan menyampaikan apa yang mereka
pesankan padaku. Aisyah menjawab: Tanyakan saja kepada Ummu Salamah Aku
lalu pulang menemui orang-orang yang menyuruhku tadi dan aku beritahu
apa jawaban Aisyah. Mereka kemudian menyuruhku menemui Ummu Salamah
untuk menanyakan hal yang sama. Ummu Salamah menjawab: Aku memang pernah
mendengar Rasulullah saw. melarangnya. Namun kemudian aku juga pernah
melihat beliau melakukannya. Waktu itu beliau baru saja selesai
melakukan Sholat Asar. Lalu beliau masuk ke rumah yang pada saat itu aku
sedang bersama beberapa wanita dari bani Haram golongan Ansar. Beliau
lalu melakukan Sholat dua rakaat tersebut. Aku lalu menyuruh seorang
jariyah untuk berdiri di samping beliau untuk menanyakan dua rakaat yang
beliau lakukan itu, padahal beliau pernah melarangnya. Tetapi aku sudah
pesan kepada jariyah yang aku suruh tadi, kalau beliau memberikan
isyarat dengan tangannya maka tunggulah. Jariyah itu pun melaksanakan
perintahku, dan ternyata beliau memang memberikan isyarat dengan
tangannya. Maka ia pun bersabar. Ketika selesai, beliau bersabda: Wahai
putri Abu Umayah. Engkau telah menanyakan tentang Sholat dua rakaat
sesudah Asar yang aku lakukan tadi. Ketahuilah, sesungguhnya tadi
beberapa orang dari suku Abdul Qais datang kepadaku mengurus kaumnya
yang masuk Islam, sehingga aku terlambat melakukan dua rakaat sesudah
Sholat Zuhur. Maka itu tadi adalah dua rakaat yang belum sempat aku
lakukan itu. (Shahih Muslim No.1377)
• Hadis riwayat Aisyah ra.:
Dari
Abu Salamah ra. bahwa ia bertanya kepada Aisyah ra. tentang Sholat dua
rakaat (Sholat sunat) yang dilakukan Rasulullah saw. sesudah Sholat
Asar. Aisyah menjawab: Biasanya beliau melakukannya sebelum Asar,
kemudian karena ia sibuk (tidak sempat) atau lupa, maka ia melakukannya
setelah Sholat Asar. Lalu beliau menetapkannya. Kebiasaan beliau adalah
jika melakukan Sholat tertentu (sunat), beliau menetapkannya. (Shahih
Muslim No.1378)
41. Sunat Sholat dua rakaat sebelum Sholat Magrib
• Hadis riwayat Anas bin Malik ra., ia berkata:
Dahulu
pada masa Rasulullah saw. kami pernah melakukan Sholat dua rakaat
setelah matahari terbenam, yaitu sebelum Sholat Magrib. Aku lalu
bertanya lagi kepada Anas: Apakah Rasulullah saw. pernah melakukannya?
Anas menjawab: Beliau melihat kami melakukannya, tapi beliau tidak
menyuruh dan tidak melarang kami. (Shahih Muslim No.1382)
• Hadis riwayat Anas bin Malik ra., ia berkata:
Kami
sedang berada di Madinah ketika muazin mengumandangkan azan untuk
Sholat Magrib, orang-orang berlomba ke tiang-tiang mesjid untuk
melakukan Sholat sunat dua rakaat sebelum Magrib, sampai-sampai
seseorang yang masuk mesjid mengira bahwa Sholat Magrib telah
dilaksanakan karena banyaknya orang yang melakukannya. (Shahih Muslim
No.1383)
42. Sholat sunat di antara dua azan (maksudnya azan dan iqamat)
• Hadis riwayat Abdullah bin Mughaffal Al-Muzani ra., ia berkata:
Rasulullah
saw. bersabda: Antara setiap azan dan iqamat itu ada Sholat. Beliau
mengucapkan tiga kali dan pada perkataannya yang ketiga beliau
menambahkan: Bagi orang yang mau. (Shahih Muslim No.1384)
43. Sholat khauf (takut)
• Hadis riwayat Ibnu Umar ra., ia berkata:
Rasulullah
saw. melakukan Sholat khauf dengan salah satu kelompok sebanyak satu
rakaat, dan kelompok yang lain (tidak ikut Sholat) bersiaga menghadap
musuh. Kemudian mereka (yang belum Sholat) beralih menempati tempat
teman-temannya (yang telah menyelesaikan Sholat satu rakaat bersama
Rasulullah saw. dan satu rakaat mereka selesaikan masing-masing),
gantian mereka yang menghadap musuh. Lalu mereka (yang belum Sholat)
datang untuk Sholat bersama Nabi saw. satu rakaat, kemudian Nabi saw.
mengakhiri Sholatnya dengan salam. Kemudian mereka (yang baru Sholat
satu rakaat) menyelesaikan satu rakaat lagi. (Shahih Muslim No.1385)
• Hadis riwayat Jabir bin Abdullah ra., ia berkata:
Suatu
ketika aku turut melakukan Sholat khauf bersama Rasulullah saw. Beliau
membagi kami menjadi dua barisan, satu barisan berada di belakang
Rasulullah saw. sedang musuh berada di antara kami dan kiblat. Ketika
Nabi saw. takbir kami semua ikut takbir. Kemudian beliau rukuk, kami
semua ikut rukuk. Kemudian beliau mengangkat kepalanya dari rukuk, kami
semua melakukan hal yang sama. Kemudian beliau turun untuk sujud bersama
barisan yang berada langsung di belakang beliau. Sementara itu barisan
yang terakhir tetap berdiri menjaga musuh. Ketika Nabi saw. selesai
sujud, dan barisan yang di belakangnya berdiri, maka barisan yang
terakhir tadi turun untuk melakukan sujud lalu mereka berdiri. Lalu
barisan yang di belakang maju, dan barisan yang di depan mundur.
Kemudian Nabi saw. rukuk dan kami semua ikut rukuk. Kemudian Nabi
mengangkat kepalanya, kami pun mengikutinya. Sementara barisan yang tadi
berada di belakang ikut turun sujud bersama beliau, barisan yang
satunya lagi tetap berdiri menjaga musuh. Ketika Nabi saw. selesai sujud
bersama barisan yang tepat di belakangnya, maka barisan yang di
terakhir turun untuk sujud. Setelah mereka selesai sujud, Nabi saw.
mengucapkan salam dan kami semua ikut salam. Jabir berkata: Seperti yang
biasa dilakukan oleh para pasukan pengawal terhadap para pemimpin
mereka. (Shahih Muslim No.1387)
• Hadis riwayat Sahal bin Abu Hatsmah ra.:
Bahwa
Rasulullah saw. melakukan Sholat khauf bersama sahabat-sahabatnya.
Beliau membariskan mereka di belakang belian dalam dua barisan. Bersama
barisan pertama, beliau melakukan Sholat satu rakaat. Kemudian beliau
berdiri dan terus berdiri sampai barisan yang ada di belakangnya
menyelesaikan satu rakaat lagi. Kemudian mereka (yang belum Sholat)
maju, dan barisan yang Sholat lebih dahulu mundur ke belakang. Lalu
bersama mereka (yang belum Sholat), beliau Sholat satu rakaat. Kemudian
duduk sambil menunggu mereka yang terlambat (baru mendapat satu rakaat),
menyelesaikan satu rakaat lagi. Kemudian beliau salam. (Shahih Muslim
No.1389)
• Hadis riwayat Jabir ra., ia berkata:
Aku
ikut bersama Rasulullah saw. dalam pertempuran Dzaatur riqa. Suatu saat
kami berada di dekat sebuah pohon yang cukup rindang sekali. Aku
persilakan beliau beristirahat di bawahnya. Lalu datanglah seorang
laki-laki dari kaum musyrik. Pada waktu itu pedang Rasulullah saw.
digantungkan di atas pohon. Laki-laki itu lalu mengambil pedang Nabi
saw. dan menghunusnya. Kemudian ia bertanya kepada Rasulullah saw:
Apakah engkau takut kepadaku? Beliau menjawab: Tidak. Laki-laki itu
bertanya: Siapa yang akan menjagamu dari aku? Beliau menjawab: Allah
yang akan menjagaku darimu. Pada saat itu para sahabat Rasulullah
berhasil menggertak laki-laki tersebut, sehingga akhirnya ia memasukkan
pedang itu ke sarungnya dan menggantungnya ke tempatnya semula. Setelah
itu terdengar suara azan Sholat. Beliau lalu melakukan Sholat dua rakaat
bersama satu kelompok kemudian mereka mundur. Lalu beliau melakukan
Sholat dua rakaat lagi bersama kelompok lainnya. Jadi Rasulullah saw.
melakukan Sholat empat rakaat, sementara para sahabat hanya dua rakaat.
(Shahih Muslim No.1391)