Naufal Al-bani

Selamat menikmati Cerita nya hormat kami ( naufal al-bani ) sang penulis

Sunday 10 February 2013

YANG TERTUTUP ITU LEBIH INDAH.



YANG TERTUTUP ITU LEBIH INDAH..

Bismillahirrahmaanirrahiim,,,

Gadisku...
Aku suka sekiranya kau seperti mawar aspirasi setiap mujahadah. Bentengilah kubu dirimu dengan perasaan malu yang bertunjangkan rasa keimanan dan keindahan taqwa kepada Allah.

Hiasilah wajahmu dengan titisan wudhu'. Ingatlah bahawa ciri2 seorang wanita solehah ialah dia tidak melihat kepada lelaki dan lelaki tidak melihat kepadanya.

Sesuatu yang tertutup itu lebih berharga jika dibandingkan dengan sesuatu yang terdedah...umpama sebutir permata yang didedahkan untuk perhatian umum dengan permata yang diletakkan dalam satu bekas yang tertutup...sudah pasti keinginan diri kuat untuk melihat permata yang tersembunyi rapi tentulah melebihi daripada yang terdedah.

Wanita solehah yang taat dan patuh kepada Al-Khaliq dalam melayari liku2 kehidupannya adalah harapan setiap insan yang bernama Adam.

Namun, segalanya memerlukan pengorbanan dan mujahadah yang tinggi kerana bertentangan dengan nafsu serakah yang bersarang di dalam dirimu lebih2 lagi 'title' gadis yang engkau miliki, sudah pastinya darah mudamu mencabar rasa keimanan yang ada.

Namun ingatlah gadisku, sesiapa yang inginkan kebaikan maka Allah pasti akan memudahkan baginya jalan2 ke arah itu. Yang paling penting gadisku engkau mestilah mempunyai azam, usaha dan istiqamah.

Gadisku...
Akuilah dirimu menjadi fitnah kepada kebanyakan lelaki. Seandainya pakaian malumu kau tanggal dari tubuhmu maka sudah tidak ada lagi perisai yang dapat membentengimu.

Sesungguhnya Nabi S.A.W ada mengatakan tentang bahaya dirimu "Tidak ada suatu fitnah yang lebih besar yang lebih bermaharajalela selepas wafatku terhadap kaum lelaki selain fitnah yang berpunca daripada wanita".

Oleh itu gadisku, setiap langkah dan tindakanmu hendaklah berpaksikan kepada Al-Quran dan As-Sunnah.

Jangan biarkan orang lain mengeksploitasi dirimu untuk kepentingan tertentu.

Sesungguhnya Allah telah mengangkat martabatmu sebaris dengan kaum Adam, kau harapan ummah dalam melahirkan para mujahid dan mujahidah yang bisa menggoncangkan dunia dengan sentuhan lembut tanganmu.

Gadisku...
Dalam hidupmu engkau pastinya ingin disayangi dan menyayangi, itulah fitrah semulajadi setiap insan, namun ramai antara kaummu yang tewas kerana cinta.

Bercinta itu tidak salah, tetapi memuja cinta itu yang salah. Ini kerana disebabkan cinta manusia sanggup menjual agama dan kerana cinta juga maruah tergadai.

Cinta itu mampu membutakan mata dan hatimu dalam membezakan perkara yang hak dan batil jika engkau meletakkan cinta itu atas dasar nafsu dan bukan kerana Allah S.W.T.

Sebelum engkau mendekati cinta, cintailah dirimu terlebih dahulu, mengkaji hakikat kejadianmu yang begitu simbolik, yang berasal daripada setitis air yang tidak berharga lalu mengalami proses pembentukan yang direncanakan oleh Allah S.W.T.

Semoga itu mampu melahirkan rasa keagungan dan kehebatan terhadap Allah dan timbul rasa cinta dan kasih kepada Penciptamu.

Gadisku...
Menyintai Allah dan Rasul melebihi cinta terhadap makhluk adalah cinta hakiki dan abadi kerana hati yang pecah dan retak apabila diberikan kepada makhluk pastinya akan bertambah retak dan terburai.

Tetapi, apabila hatimu diserah kepada Allah sudah pasti akan bertaut kembali.

Dalam usia mudamu, sibukkanlah diri dengan ilmu yang mampu menajamkan akal dan mampu membina sahsiah muslimahmu.

Sesungguhnya ilmu itu cahaya dan tidak mampu bertapak dalam hati orang yang melakukan maksiat.

Akhir kalam, terimalah kata-kata seorang ahli sufi iaitu Rabiatul Adawiyah sebagai renungan bersama.

"Cintakan manusia itu tidak mewujudkan kebahagiaan yang hakiki untuk seorang insan dan ia tidak kekal abadi kerana manusia itu sering membuatkan seseorang kecewa, gagal, merasa terseksa.

Oleh itu, tiada suatu cinta pun yang dapat membuahkan kebahagiaan dan kenikmatan yang kekal abadi kecuali cinta kepada Pencipta manusia itu sendiri..."

Baca Yuk



Seorang muslim yang beriman dan pernah mengucapkan ikrar dua kalimat syahadat dengan mengakui bahwa tidak ada tuhan selain ALLAH Subhanahu Wa Ta'ala dan Muhammad adalah Rasulullah dipastikan akan masuk surga.Namun apakah mampir dulu di neraka atau tidak,tidak ada jaminan.Kepastian itu kita dapat bila kita baca hadits-hadits shahih berikut ini:

Dari Abi Said bahwa Rasulullah Shallahu 'alaihi wassalam bersabda,"Bila ahli surga telah masuk surga dan ahli neraka telah masuk neraka,maka ALLAH Subhanahu Wa Ta'ala akan berkata,"Orang yang di dalam hatinya ada setitik iman, hendaklah dikeluarkan."Maka mereka pun keluar dari neraka."(HR. Bukhari 6560 dan Muslim 184)

Di dalam hadits lainnya juga disebutkan hal senada:

Dari Anas r.a. bahwa Rasulullah Shallahu 'alaihi wassalam bersabda,"Dikeluarkan dari neraka orang yang mengucapkan (Laa Ilaaha Illallah) dan di dalam hatinya ada seberat biji dari kebaikan (iman)."(HR. Bukhari 44 dan Muslim 193)

Dan kita juga mendapatkan hadits berikut ini untuk menjelaskan bahwa memang benar seorang yang pernah mengucapkan Laa Ilaaha Illallah,akhirnya akan masuk surga juga,meski harus dibakar dahulu di neraka.

Dari Anas ra bahwa Rasulullah Shallahu 'alaihi wassalam bersabda tentang ALLAH Subhanahu Wa Ta'ala yang berfirman,"Demi Izzah-Ku,demi Jala-Ku,demi Kesombongan-Ku dan demi Keagungan-Ku, Aku pasti keluarkan (dari neraka) orang yang mengucapkan (Laa ilaaha illallah)."(HR. Bukhari)

Semua hadits di atas dan masih banyak lagi hadits di atas memang memberikan jaminan bahwa orang yang telah pernah mengucapkan syahadatain itu pastilah dikeluarkan dari neraka dan masuk ke dalam surga.Hanya saja masalahnya,tidak ada jaminan bahwa sebelum masuk ke surga itu apakah akan mampir ke neraka dulu atau tidak.Yang kedua,tentu saja yang dimaksud dengan mengucapkan dua kalimat syahadat itu adalah ikrar yang datang dari lubuk hati,bukan sedekar asal bunyi tapi tanpa rasa percaya.

Sebab dua kalimat syahadat itu membutuhkan konsekuensi dan aplikasi langsung sebagai bukti bahwa syahadatain itu memang benar,bukan sekedar ucapan penghias bibir saja. Dan meski ada jaminan masuk surga,tapi yang namanya mampir dan disiksa di neraka bukan perkara yang bisa disepelekan.Sebab siksa neraka itu teramat pedih dan waktunya pun tidak terprediksi.Padahal yang namanya menunggu dipanggil keluar bukan pekerjaan yang menyenangkan,apalagi sambil menunggu harus menjalani siksaan pisik yang mematikan. Kalau sudah mati lalu dihidupkan kembali sekedar untuk disiksa lagi.Dan begitulah penderitaan tiada akhir sampai kapan tiada yang tahu, kecuali hanya ALLAH Subhanahu Wa Ta'ala saja.Barulah suatu ketika ALLAH Subhanahu Wa Ta'ala memanggilnya keluar dari neraka yang pedih setelah mungkin beberapa ratus abad untuk ukuran waktu di bumi.

Bayangkan kalau seseorang harus mampir di neraka selama 100 abad,lamanya ratusan kali dari usianya di dunia bukan? Bukankah lebih baik usia di dunia ini digunakan saja untuk menjalankan 100% perintah ALLAH Subhanahu Wa Ta'ala dan menjauhkan diri 100% dari larangannya? Itu lebih mudah dari pada hidup di dalam neraka ratusan abad meski akhirnya masuk surga juga.Tapi kebanyakan manusia jarang-jarang berhitung seperti itu.Kalau-lah yang terngiang di kepala setiap orang adalah pedihnya api neraka,kami yakin di negeri ini tidak pernah terjadi korupsi.Yakin sekali...

Persingahan Bernama Dunia

Rasulullah Shalallahu 'Alaihi wassalam bersabda; "Aku dan dunia ibarat orang dalam perjalanan menunggang kendaraan, lalu berteduh di bawah pohon untuk beristirahat dan setelah itu meninggalkannya...". (HR. Ibnu Majah)

ღبِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيღ
Saya mulai dengan salam dari Syurga,
Assalamualaikum Warohmatullahi Wabarokatuh.
Semoga Kesejahtraan, Shalawat serta salam selalu tercurah kepada kekasih Alam ✿ܓMuhammad Rasulullah Shalallahu 'Alahi wassalam beserta keluarga, sahabat, dan pengikut yang setia dengan Assunahnya hinga akhir Jaman.

Rasulullah saw dianugerahi mutiara kata kata yang indah dan penuh makna.
Kata kata singkatnya menanamkan kesan mendalam, melembutkan hati dan menyeru jiwa jiwa yang tersesat untuk segera kembali memahami bahwa hidup ini adalah kehidupan untuk hidup yang maha hidup.

Dunia ini sesaat saja,
Rasulullah saw mengibaratkan kita di dunia ini bagaikan seorang musafir yang sedang berteduh dibawah pohon dalam perjalanan berhari hari menempuh ribuan kilometer menuju sebuah tujuan.
Seberapa lama kah kita berteduh untuk beristirahat?

Kita semua beristirahat dibawah pohon itu bukan sekedar melepas lelah.
Kita berteduh untuk mengumpulkan energi, mengumpulkan bekal untuk perjalanan selanjutnya yang teramat sangat panjang..

Mari kita renungkan.
Hidup ini adalah pilihan pilihan..
Dipersinggahan ini kita akan mendapati banyak teman yang membenarkan kita.
Hingga kemudian kita menganggap jalan itu benar.
Sementara Allah ta'ala hanya memberikan dua jalan..
Jalan menuju Nya dan jalanan lain..

Jika kita memilih jalan Allah..
Kebahagiaanya pun harus kita cari dijalan itu, dalam Islam ini.
Manusia yang diberi hidayah akan menapaki jalan itu, meski penuh kerikil...
Mereka tetap melangkah dengan hati yang berbahagia..

Islam yang kita pilih ini adalah jalanan menuju Allah,
Dimana seorang Mukmin dan Mukminat akan berbahagia didalamnya, Dunia dan Akhirat.

Tapi banyak dari mereka tidak berbahagia,
Mereka beriman tapi tidak merasakan manisnya iman...

Mereka terjebak dalam sebuah kekhawatiran panjang.

Mereka mengira bahwa Dunia ini adalah tujuan utamanya. Hingga mereka letih mengejar Dunia dengan susah payah. Bahkan tak jarang mengabaikan jalan yang telah Allah ta'ala tunjukan dengan menempuh jalan lain untuk mencapai keinginannya di Dunia.

Mereka memanjakan nafsunya, mengantar semua keinginan didadanya hingga iblislah yang kemudian membimbingnnya.. membisiki hatinya, mencemari nuraninya.. hingga mata hatinya kemudian buta dan tuli. Jalanan itu tidak jelas lagi, jiwanya telah tersesat di Dunia ini.

Mereka mengerjakan yang halal juga yang haram.
Mereka mencampuradukan Islam dengan logikanya, memilih hukum yang sesuai dengan kebutuhannya..
Hingga jalanan yang mereka telusuri semakin membingungkan.

SEPERTI MENAPAKI JALAN YANG BERCABANG CABANG..

Sahabat..
Hukum Hukum yang Allah Subhana Huwwata'la gariskan tidak selayaknya di sambungkan dengan logika, tapi aktifitas pemikiran kita yang harus diselaraskan dengan informasi dari Al Qur'an yang telah diterangkan dengan al Hadits.

Jika kita telah memilih jalan menuju Allah,
Maka tidak ada pilihan kita harus mengikuti arahan arahan dari Rasul Nya dan mematuhi semua Firman dan ketentuan Nya secara keseluruhan berdasarkan tuntunan Nya, bukan berdasarkan logika atau kebutuhan.

Jika kita mencampuradukan keduanya, maka tentu saja kita tidak akan pernah merasakan manisnya Iman.. tidak.. tidak akan pernah..

Kamu tidak bahagia, kamu tidak merasakan manisnya Iman..
Padahal mengatakan "Aku beriman" tapi tidak berbahagia dalam Iman..
Malah mengatakan bosan dengan kata Iman?

Kemarilah saudaraku..
Lepaskanlah sumbat sumbat emosi difikiranmu.
Semoga Allah melembutkan hatimu, dengarkanlah, biarkan logikamu menerimanya..

Kebahagiaan itu ada dihatimu dan bermulai dari sana,
Diruang hatimulah spectrum Iman memancarkan cahayanya, menerangi aktifitas fikiran dan mengarahkan berbagai reaksi kepada tubuhmu. Mau tidak mau, Iman adalah pokok kebahagiaan seorang Muslim dan Muslimah.

_ღ Iman laksana sebuah pohon dihatimu, naungannya memberi kesejukan.
Dari pohonnya tunas tunas harapan akan terus terlahir, jika terus kamu sirami dia akan berbunga kebahagiaan yang harumnya menebari setiap jalanan yang kamu lalui.. seiring keistiqamahan yang terjaga dari bunga itu akan lahir buah ranum nan indah yang bernama Ikhlas

Jika kamu beriman, kamu akan melaksanakan apa yang kamu Imani..
Jika kamu beriman berarti kamu mengingat Nya, seperti kamu mengingat orang yang kamu Cintai.
Jika kamu mencintai Nya, kamu akan melaksanakan apa apa yang telah Allah dan Rasullnya perintahkan dan menghindari semua hal yang membuat Rabbmu cemburu.

Seluruhnya..

_ღIman tidak sekedar percaya, Iman adalah seni memahami sepenuh hati dan segenap keyakinan, bahwasannya segala details yang terjadi disetiap detik detik kedipan mata, disetiap desiran keinginan yang melinatasi langit langit dihati kita, setiap luka, kesedihan, goresan goresan yang menyayat hati kita - semua telah tertulis dalam perencanaan dan ketentuan takdir Allah Azza wajala yang sempurna.

Sempurna saudaraku..
Disanalah kebahagiaan kebahagiaan yang berkualitas terlahir,
Dalam proses menuju tujuan utamamu, Akhirat..
Karena dunia ini bukan tujuan.

Dalam kondisi Iman seperti inilah semua kekhawatiran, kebingunganmu, keluhan, dan semua bentuk kekufuran nikmat dapat teredam. Disana kamu mampu segera mengarahkan setiap kepingan masalah kepada kata kata syukur..

Kenapa saya begitu yakin dengan kata kata saya?
Karena saya bahagia. Saya ungkapkan deretan kata ini dengan bahagia.
Saya sangat berharap harimu berbahagia, karena selayaknya seorang muslim itu berbahagia.
Maka berbahagialah dengan jalan yang telah kamu pilih...

Berbahagialah dengan Islam-mu dan carilah kebahagiaan didalamnya.

Jangan mengeluh..
Dunia ini bukan tujuan, semuanya akan kita tinggalkan.
Jangan mengeluh, karena kita telah mengaku beriman..
Jangan sempatkan waktu yang singkat ini untuk mengeluh, jangan mengeluh di Bumi Allah yang indah ini.

Jika kita memahami, kita tidak akan sempat buat mengeluh atau bersedih atas sesuatu yang tidak ada hubungannya dengan akhirat kita..

Jangan mengeluh, karena semua orang beriman akan diuji..
Rasulullah saw bersabda; "Perumpamaan orang mukmin itu seperti tanaman yang selalu digoyangkan oleh hembusan angin karena orang mukmin senantiasa ditimpa berbagai cobaan...". (Kutifan Shahih Muslim No.5024)

Jangan terlarut dalam lembah keluhan,..
Bangunlah hari sudah siang, usia semakin senja..
Sebentar lagi malam..

Jangan mengeluh kepada manusia..
Mengeluhlah kepada Nya, mintalah kepada Nya..
Ketahuilah bahwa Allah mengetahui setiap lintasan dihatimu.

Allah berfirman;
وَمَا تَسْقُطُ مِنْ وَرَقَةٍ إِلا يَعْلَمُهَا وَلا حَبَّةٍ فِي ظُلُمَاتِ الأرْضِ وَلا رَطْبٍ وَلا يَابِسٍ إِلا فِي كِتَابٍ مُبِينٍ
"..dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir biji pun dalam kegelapan bumi dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata (Lohmahfuz)". (QS Al An'aam 59)

Renungkan sekali lagi wahai jiwa jiwa yang berfikir..
Apakah artinya sehelai daun yang telah tua dan menguning jika dibanding dengan hati hati manusia yang mulia? Jikta RABBmu mengetahui setiap dedaunan yang terjatuh, maka apakah sekiranya DIA tidak peduli akan hatimu?

Tidak..
RABBmu tidak pernah merugikanmu..

Allah berfirman;
مَا أَصَابَ مِنْ مُصِيبَةٍ إِلا بِإِذْنِ اللَّهِ وَمَنْ يُؤْمِنْ بِاللَّهِ يَهْدِ قَلْبَهُ
"Tidak ada sesuatu musibah pun yang menimpa seseorang kecuali dengan izin Allah; Dan barang siapa yang beriman kepada Allah, niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya.. (QS At Taghaabun 11)

Jika tidak ada satu musibah'pun yang menimpa kita tanpa seizin Nya,
Jika tidak ada selembar daun pun yang jatuh dan meleset dari pengawasan Nya....
Apakah sempat hatimu berkata dan bertanya lagi atas segala ketentuan Nya yang sedang kamu hadapi ?

Masihkah hatimu bertanya tanya "Kenapa cobaan ini tidak henti henti?"

Yakinkanlah, bahwasannya RABBmu itu Maha Penyayang..
RABBmu bukan tidak sayang sama HambaNya dengan badai Ujian yang tiada henti itu.

Buka mata hatimu,
Pahamilah bahwasannya Allah justru menyayangi kita dengan berbagai musibah itu.
Sesungguhnya RABBmu sangat tahu bahwa Neraka Nya itu sangat pedih... hingga Azab itu didahulukan di Dunia, untuk mengurangi beban dosa dosa mu.

Rasulullah saw bersabda;
"...Seseorang diuji menurut kadar agamanya. Kalau agamnya tipis (lemah) dia diuji sesuai dengan itu (ringan) dan bila imannya kokoh dia diuji sesuai itu (keras). Seorang diuji terus-menerus sehingga dia berjalan di muka bumi bersih dari dosa-dosa". (HR. Bukhari dari Sa'ad bin Abi Waqqash)

Musibah itu untuk membasuh dosa dosamu..
Karena semua dosa itu akan dibalasi..

Bersiaplah...
Kita hanya singgah..
"Bekal untuk sebuah jarak tempuh yang lebih jauh tentu harus lebih banyak daripada persiapan perjalanan yang dekat".

Akhirat itu akan panjang...
Teramat panjang wahai jiwa jiwa yang berfikir!
Disanalah keabadian..

Arti kehidupan ini bukan kehidupan itu sendiri, tapi akhir dari kehidupan Dunia ini yang akan berlanjut diakhirat.

Hari ini milikmu, maka berbahagialah..
Jangan berkata belum ada kesempatan, hari ini pun adalah kesempatan.
Bukankah Allah ta'ala telah membangunkanmu tadi pagi?

Itu adalah bagian dari perencanaan Nya yang sempurna.
Maka bangkitlah, melangkahlah..
Jangan diam.

Selamat beraktifitas,
Jangan lupa kita semua saat ini hanya sedang berteduh dibawah pohon.. hanya singgah sebentar untuk mengumpulkan bekal, lalu akan pergi lagi meninggalkan semua.. semuanya.

Disini kita hanya beristirahat, beristirahat sebentar untuk mengumpulkan energi, mempersiapkan bekal untuk perjalanan berikutnya yang teramat panjang dan ujungnya tidak berhujung.

Dunia ini hanyalah persinggahan..
Persinggahan, bernama Dunia.