Sering kita jumpai muslimah berjilbab—di sekolah, di kampus, di pasar ,
di kantor dan tempat-tempat lainnya. Itu artinya, jilbab bukan barang
asing lagi bagi masyarakat. Bandingkan dengan kondisi jilbab di masa
pemerintahan presiden Soeharto.
Namun dibalik semaraknya penggunaan jilbab saat ini, ada sesuatu yang ‘mengerikan’ (Oow…apa itu?). Ada ‘penurunan kualitas’ jilbab saat ini. Jika dulu, muslimah yang berjilbab tidak banyak namun insyaAllah berjilbab dengan benar sesuai dengan syari’at, maka sekarang sebaliknya. Muslimah yang berjilbab banyak, namun jilbabnya belum sesuai dengan syari’at.
Namun dibalik semaraknya penggunaan jilbab saat ini, ada sesuatu yang ‘mengerikan’ (Oow…apa itu?). Ada ‘penurunan kualitas’ jilbab saat ini. Jika dulu, muslimah yang berjilbab tidak banyak namun insyaAllah berjilbab dengan benar sesuai dengan syari’at, maka sekarang sebaliknya. Muslimah yang berjilbab banyak, namun jilbabnya belum sesuai dengan syari’at.
Betapa sering kita melihat muslimah yang kepalanya tertutup—bahkan
seluruh tubuhnya, namun auratnya malah semakin nampak. Jilbabnya
transparan, pendek, lalu diikatkan ke leher, atau istilahnya jilbab cekek leher.
Berjilbab namun masih menampakkan aurat sebab ukurannya yang teramat
pendek, tipis transparan dan dililitkan ke leher sehingga dadanya
nampak. Mungkin ini yang disebut ‘Jilbab Gaul’? Berjilbab bukan atas perintah agama namun berhubung jilbab sudah menjadi trend dalam pergaulan, maka supaya disebut gaul dan trendy, dipakailah jilbab jenis ini, dan karena alasan berjilbabnya pun hanya untuk ‘gaul’ maka disebutlah jilbab ini sebagai jilbab gaul. Wallohua’lam.
Memakai jilbab lalu dipadukan dengan kaos/kemeja/baju yang ketat plus
celana jeans yang super ketat pula, parahnya lagi ada yang memadukan
dengan legging. Sehingga lekuk tubuh dari muslimah ini terlihat dengan jelas. Innalillahi wainna ilaihi roji’un.
Jilbab semacam ini adalah jilbab yang tidak syar’i, tidak sesuai dengan apa yang Allah tetapkan atasnya :
“Katakanlah kepada wanita yang beriman, ‘Hendaklah mereka menahan
pandangannya, dan memelihara kemaluannya dan janganlah mereka
menampakkan perhiasannya kecuali yang (biasa) nampak daripadanya. Dan
hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya dan janganlah menampakkan perhiasannya…” ( An-Nur ayat 31)
Jilbab syar’i mesti dipadukan dengan pakaian yang syar’i pula. Pakaian
yang syar’i salah satu cirinya adalah tidak menampakkanbentuk tubuh.
Adalah sia-sia jika seorang muslimah berjilbab tapi masih menampakkan
aurat, transparan dan ketat, hingga ‘mencetak’ lekuk-lekuk tubuhnya. Na’uzubillah min zalik.
Dengan demikian jilbab yang syar’i mesti terjulur sampai ke dada, hingga
tidak ada sesuatu yang terlihat, en…’menonjol’ daripadanya.
Rasulullah Shallallahu’alaihi Waa Sallam bersabda:
“Dari ‘Aisyah ra bahwasanya Asma binti Abu Bakar ke tempat Rasulullah
dan dia (Asma) memakai pakaian tipis. Maka Rasulullah berpaling seraya
bersabda, ‘Hai Asma, sesungguhnya apabila perempuan telah dewasa, tidak
menampakkan sesuatu darinya kecuali ini dan ini’, sambil Rasulullah
menunjukkan muka dan telapak tangan hingga pergelangan tangan.” (HR. Abu Dawud)
Alangkah indahnya seandainya seluruh muslimah berjilbab dengan benar dan
pakaiannya dapat menutup aurat dengan sempurna. Jilbab yang panjang,
yang terhulur hingga ke dada bukanlah penghalang bagi muslimah dalam
beraktivitas (sering kita dengar alasan seperti itu).
Sesungguhnya peraturan yang Allah tetapkan itu semuanya demi kebaikan
kita. Dengan segala KemahatahuanNya, Allah turunkan perhiasan (pakaian)
terbaik bagi muslimah yang dengannya terlindunglah kita dari berbagai
fitnah. Maka, ketika seorang muslimah lari dari ketentuanNya, hakikatnya
dia sedang mencelakakan dirinya sendiri.
Wahai muslimah, mari sempurnakan cara menutup aurat kalian. Wallohulmusta’an.